Teori Konstruktivisme

A. John Dewey

• Mengemukakan teori konstruktivisme sebagai Student Centered Learning. Teori konstruktivisme menurut John Dewey adalah bahwa belajar harus bersifat aktif, langsung terlibat, berpusat pada siswa dalam konteks pengalaman sosial.
• Disini guru hanya bertindak sebagai motivator dan fasilitator.
• Kesadaran sosial menjadi tujuan dari semua pendidikan,




B. Joan Pidgaet

•Teori belajar konstruktivisme adalah teori belajar yang mendasari pada pengamatan yang melibatkan seluruh indra, menyimpan kesan lebih lama, dan menimbulkan sensasi yang membekas pada siswa

• Konsep dalam teori adaptasi :
1. Skema
Skema merupakan struktur kognitif tiap – tiap orang. Dengan skema, orang mengkoordinasi objek, pengalaman, dan lingkungan.

2. Assimilasi
Ketika orang berinteraksi dengan objek, pengalaman dan lingkungan yang baru, secara kognitif orang dapat mengintegrasikan persepsi, konsep, atau pengalaman baru kedalam skema yang telah dimiliki.

3. Akomodasi
Dapat terjadi pengalaman baru tidak dapat diintegrasikan kedalam skema dengan proses asimilasi, karena tidak cocok dengan skema yang ada.
Orang lalu secara kognitif membentuk skema baru, atau memodifikasi skema yang sudah ada agar cocok dengan pengalaman baru itu.

4. Ekuiliberasi
Proses asimilasi dan akomodasi berlangsung terus menerus. Proses pengaturan diri secara mekanis agar terjadi keseimbangan antara asimilasi dengan akomodasi, disebut ekuiliberasi.

• Implikasi konstruktivisme dalam proses belajar siswa :
1. Belajar adalah kegiatan aktif dan siswa mengkonstruksi pengetahuan, tidak sekedar mengumpulkan fakta.
2. Siswa memasuki kelas tidak dengan kepala kosong. Siswa telah membawa konsep awal yang bermacam – macam.
3. Siswa memiliki cara sendiri (kekhasan) untuk membangun pengetahuan.
4. Pengetahuan dibangun secara individual dan sosial. Siswa perlu belajar bersama.
5. Belajar memerlukan interaksi sosial dengan orang yang lebih tau. Belajar juga merupakan proses dimana seseorang masuk didalam kultur orang terdidik.

• Implikasi konstruktivisme terhadap proses mengajar :
1. Mengajar itu berarti memberi peluang dan fasilitas agar prosesmengkonstruksi pengetahuan bisa terjadi. Disini mengajar bukan proses memindahkan pengetahuan dari guru ke siswa.
2. Guru sebagai mediator dan fasilitator dengan fungsi :
a. Menyediakan pengalaman belajar
b. Menyediakan kegiatan – kegiatan yang merangsang proses belajar
c. Memonitor, mengevaluasi, dan memberi topangan selama proses siswa belajar.
d. Memberikan umpan balik

• Beberapa hal yang perlu diperhatikan guru :
1. Hendaknya tidak melihat siswa sebagai tidak tahu apa – apa.
2. Perlu mengerti cara kerja siswa
3. Perlu mengerti sifat kesalahan siswa
4. Perlu membiarkan para siswa untuk menemukan caranya sendiri untuk mengatasi masalah.
5. Perlu mengerti konteks materi dan konteks pengalaman siswa
6. Tidak terpaku pada satu – satunya strategi pembelajaran.

0 comments:

Post a Comment

 
© 2009 Restoe Ibu | Powered by Blogger | Built on the Blogger Template Valid X/HTML (Just Home Page) | Design: Syahri Ramadan | PageNav: Syahri Ramadan